banner 728x250
Berita  

Mahasiwa NTT Tewas Ditusuk Teman di Malang: Pembunuhan Mahasiswa Picu Aksi Pembakaran dan Sweeping

banner 120x600
banner 468x60

Di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, suasana mencekam terjadi pada Minggu dini hari tanggal 25 Juni. Insiden ini bermula dari keributan di sebuah kafe yang berakhir dengan pembunuhan seorang mahasiswa di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang.

Korban pembunuhan tersebut adalah Krisnael Murri, seorang mahasiswa berusia 24 tahun dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) asal Desa Tema Tana, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya. Ia ditemukan tewas dengan empat luka tusukan di tepi Jalan Karyawiguna, bersimbah darah. Di lokasi kejadian, masih terlihat garis polisi dan bercak darah di dinding pagar kampus.

banner 325x300

Menurut Kasi Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik, keributan tersebut bermula dari pesta perayaan kelulusan yang diadakan di Komend Cafe pada Sabtu malam. Krisnael dan salah seorang temannya hadir sebagai tamu untuk menghormati seorang teman yang baru saja diwisuda. Namun, sekitar pukul 23.45, Krisnael memutuskan untuk pulang. Namun, beberapa orang di pesta tersebut mulai mengganggu dan menyerang korban. Pertengkaran terjadi dan berujung pada perkelahian yang hebat. Taufik menyatakan bahwa belum diketahui penyebab pasti yang memicu kekerasan tersebut dan pihak kepolisian sedang memeriksa beberapa saksi untuk mendapatkan informasi lebih rinci.

Setelah menyaksikan temannya dibunuh, salah seorang teman korban memutuskan untuk menghubungi rekan-rekan mereka yang juga berasal dari kampung halaman Krisnael. Pada awalnya, hanya sekitar 15 orang yang datang, namun jumlah mereka semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Hingga dini hari, diperkirakan jumlah teman korban yang datang mencapai 100 orang.

Kepala Dusun Gondang, Desa Tegalgondo, Hermastur, juga menyaksikan keributan tersebut. Ia mendengar adanya keributan sekitar pukul 23.30 dan langsung menuju lokasi kejadian. Hermastur berusaha menjaga korban yang terluka sambil menunggu bantuan datang, tetapi ia tidak dapat berbuat banyak karena teman-teman korban mulai berdatangan dan mengamuk. Beberapa pengendara yang lewat juga menjadi sasaran serangan. Hermastur memperkirakan bahwa hingga pukul 03.15, jumlah teman korban yang datang sudah mencapai lebih dari 100 orang.

Pada pukul 03.30, kelompok tersebut pergi ke kompleks kafe tempat keributan terjadi dan membakarnya. Mereka menduga pemilik kafe tersebut mengenal pelaku pembunuhan. Salah satu pegawai di Cafe Kampung Kopi bernama Muhammad Anas mengaku beruntung karena berhasil lolos dari kerusuhan. Awalnya, ia tidak menyadari bahwa temp

at kerjanya sudah terbakar di bagian depan. Bahkan, sepeda motor miliknya, Yamaha R15, juga ikut terbakar. Ia mengira ada acara di kafe sebelah (Komend) dan merasa tidak curiga ketika mendengar keramaian. Namun, saat pintu kamarnya digebuki oleh orang banyak, ia baru menyadari bahwa bagian depan tempatnya bekerja sudah terbakar.

Selain motor milik Muhammad Anas, sebuah mobil Honda Jazz milik seorang mahasiswa dan sepeda motor Honda Scoopy yang diparkir di lahan kafe juga dirusak oleh massa. Teman-teman Krisnael juga melakukan penyisiran di beberapa rumah kos yang diduga menjadi tempat tinggal pelaku pembunuhan. Beberapa lokasi yang didatangi antara lain rumah kos di Jalan Tirto Utomo, daerah Jetis, dan Jalan Baiduri Pandan (Tlogomas). Herlina, pemilik kos di Jalan Baiduri Pandan, mengaku kaget saat rumahnya menjadi sasaran kerusuhan tersebut. Enam bulan sebelumnya, rumahnya juga disatroni oleh sekelompok mahasiswa dan mengalami kerusakan.

Akibatnya, delapan penghuni kos milik Herlina mengungsi karena masih takut akan adanya serangan susulan. Gerombolan tersebut masuk ke dalam rumah kos dengan merusak gembok pagar depan. Mereka juga memutus beberapa kabel sepeda motor yang terparkir, menyebabkan kerusakan pada beberapa kendaraan. Saat gerombolan masuk ke dalam kamar-kamar kos, Herlina mengancam akan menelepon polisi, tetapi ancamannya diabaikan.

Gerombolan tersebut mengintrogasi penghuni kos satu per satu dengan nada ancaman. Beberapa penghuni kos yang ketakutan melarikan diri dengan naik ke atas genting. Awalnya, muncul dugaan bahwa kerusuhan tersebut terkait dengan perbedaan suku. Namun, Polres Malang membantah dugaan tersebut dan menyatakan bahwa semua pihak yang terlibat, baik korban maupun para pelaku, berasal dari daerah yang sama di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, dan masih saling berteman.

Hingga pukul 12.00 pada tanggal 25 Juni, kepolisian masih menjaga lokasi kerusuhan tersebut. Di Desa Tegalgondo, terdapat tiga tempat kafe yang terbakar. Kebun tempat terjadinya pengeroyokan dan tembok belakang kampus UMM yang berlumuran darah juga diberi garis polisi.

Di luar dugaan, teman-teman korban kembali melakukan penyisiran di beberapa rumah kos di sekitar Jalan Raya Tlogomas. Beberapa pelaku ditangkap oleh polisi menggunakan dua truk. Warga yang khawatir melakukan penjagaan di mulut gang.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *