Jika Anda berjalan sekitar 300 meter dari Kampus Binus Kemanggisan, Anda akan menemukan sebuah kafe ala Jepang yang terletak di pinggir jalan raya. Meskipun tempatnya tidak terlalu besar, kafe ini berada di sepanjang ruko sebelum gang. Penting untuk berjalan perlahan agar tidak melewatkannya. Kafe tersebut bernama Kodaigiri, diambil dari nama sebuah kuil di Jepang, yaitu Kodaiji Temple. Nama ini dipadukan dengan menu utamanya, yakni onigiri. Onigiri yang dijual di kafe ini terkenal dengan ukuran besar dan isian yang melimpah. Jangan khawatir tentang harganya, karena harga satu buah onigiri di Kodaigiri berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 25.000, yang merupakan harga standar untuk nasi kepal ala Jepang.
Menurut Eilen Christa, pengembang bisnis Kodaigiri, mereka melihat bahwa budaya kita saat ini mirip dengan di Jepang, di mana semua orang ingin segalanya cepat. Oleh karena itu, mereka ingin menawarkan makanan cepat saji yang sehat. Pilihan lokasi kafe yang dekat dengan kampus menjadi pertimbangan utama saat mereka memilih lokasi gerai pertama Kodaigiri. Eilen mengatakan bahwa seringkali mahasiswa membeli onigiri di kafe ini untuk dimakan dengan cepat sebelum masuk kelas. Kodaigiri juga mampu menangani pesanan dalam jumlah besar dari mahasiswa, yang biasanya memesan onigiri untuk acara tertentu. Kodaigiri menawarkan delapan varian onigiri, antara lain Kurimi Tamago, Kodai Maguro, Shrimp Mentaiyaki, Katsu Kare, Salmon Mentaiyaki, Beef Liwet, Kurimi Tori Truffle, dan Beef Kinoko Gohan.
Selain onigiri, Kodaigiri juga menyediakan tiga varian Furutsu Sando, yaitu Ichigo Sando, Matcha Ichigo Sando, dan Banana Chocoleto Sando. Mereka juga menawarkan minuman seperti Raspberry Lemoneto, Royal Cremia, dan Hokkaido Melon Milku. Semua menu di Kodaigiri dibuat menggunakan bahan halal, sehingga aman dikonsumsi oleh pelanggan Muslim. Lokasi Kodaigiri terletak di Jalan Mandala 5, Unit 5E, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 22.00 WIB.
Delicia Wilona, pemilik dan kreatif dari Kodaigiri, mengatakan bahwa Kodaigiri secara khusus tidak mengusung konsep ala Ghibli, studio film animasi Jepang. Meskipun begitu, tokonya didesain dengan nuansa Jepang dan terdapat beberapa potongan gambar animasi dari Studio Ghibli yang dapat dilihat oleh pelanggan ketika mereka duduk di Kodaigiri. Potongan gambar tersebut terletak di sebelah kiri pojok pintu masuk kafe. Semua onigiri tersusun rapi di etalase kaca, sementara minuman dan
roti lapis buah ala Jepang tersusun rapi di dalam kulkas dan dapat terlihat dengan jelas saat Anda memasuki kafe ini. Pelanggan juga diberikan pilihan untuk menghangatkan onigiri sebelum memakannya, yang hanya membutuhkan waktu satu hingga dua menit.
Awalnya, Kodaigiri didirikan oleh Delicia dan pasangannya, Diven Christon, yang sekarang fokus pada urusan dapur Kodaigiri. Mereka memulai bisnis ini pada tahun 2020 di rumah mereka sendiri. Delicia dan Diven menawarkan onigiri buatan mereka kepada teman-teman dan berhasil menarik perhatian. Kemudian mereka ikut serta dalam beberapa bazar yang cukup membantu dalam menganalisis menu favorit dan gaya belanja para konsumen. Sebanyak 30-an bazar telah diikuti oleh Kodaigiri, dan hal ini memengaruhi pilihan lokasi Kodaigiri, baik untuk gerai saat ini maupun cabang yang direncanakan di masa depan. Selalu ada menu spesial setiap kali Kodaigiri menghadiri bazar, seperti puding dan varian Aplikasi jasa layanan antar juga membantu Kodaigiri dalam mencapai konsumen di luar Jakarta Barat.
Kodaigiri menyediakan 300 buah onigiri khusus melalui aplikasi Astro untuk daerah Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Sedangkan jumlah onigiri di kafe berkisar antara 300 hingga 500 buah setiap harinya, bahkan bisa mencapai 800-an buah onigiri terjual saat kafe sedang ramai. Produksi onigiri dilakukan secara rutin setiap hari di dapur utama yang berlokasi di Jakarta Utara, kemudian onigiri tersebut dikirim ke gerai setiap pagi. Dengan produksi dan penjualan onigiri yang berjalan tanpa henti setiap hari, pemilik Kodaigiri harus fokus pada bisnis ini. Meskipun terkadang mengalami kesulitan, mereka senang dapat melakukan kegiatan yang positif dengan membangun usaha ini ketika mereka masih muda. Kodaigiri berencana untuk mengembangkan gerai mereka di lokasi lain dan tetap aktif dalam mengikuti bazar di berbagai tempat untuk memperkenalkan produk mereka kepada lebih banyak orang.