Konflik di Myanmar kembali memanas dengan terjadinya pertempuran senjata di perbatasan antara Myanmar dan Thailand sejak akhir pekan lalu, memicu keadaan siaga di Bangkok. Sementara itu, dari dalam negeri, kabar mengenai ketidakhadiran pejabat tinggi junta militer dalam acara penting juga mencuri perhatian.
Menurut laporan dari media lokal Irrawaddy, Jenderal Min Aung Hlaing, pemimpin tertinggi junta militer, tidak terlihat menghadiri perayaan Festival Thingyan, yang biasanya dirayakan di paviliun militer di Pyin Oo Lwin, Mandalay. Festival ini terkenal sebagai momen penting bagi kalangan militer, terutama di pusat akademi militer yang strategis. Irrawaddy melaporkan bahwa hanya istrinya, Kyu Kyu Hla, yang muncul mewakili dirinya, dengan rumor beredar bahwa ia menderita sakit kaki.
Tidak hanya Min Aung Hlaing yang absen, Wakil Kepala Junta Myanmar, Soe Win, juga belum terlihat di depan umum lebih dari dua minggu, memicu spekulasi bahwa ia terluka parah dalam serangan drone oleh pasukan perlawanan anti-junta pada awal April. Soe Win dikabarkan berada di markas Komando Tenggara di Mawlamyine saat serangan tersebut terjadi.
Pada tanggal 8 dan 9 April, serangan pesawat tak berawak terjadi, dan meskipun tidak diumumkan secara resmi di media pemerintah, perlawanan anti-junta mengklaim bahwa Soe Win terluka parah. Shar Htoo Waw, juru bicara pasukan Unit Pasukan Pertahanan Rakyat Myanmar Pasukan Teknis, menegaskan bahwa Soe Win menderita cedera serius akibat insiden tersebut.
Namun, dalam wawancara dengan BBC, juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, mengklaim bahwa Soe Win masih menjalankan tugasnya seperti biasa dan membantah laporan bahwa ia menerima perawatan untuk cedera yang dideritanya akibat serangan drone.
Lebih lanjut, spekulasi politik internal juga meningkat dengan rumor yang menyebutkan bahwa Soe Win mungkin disingkirkan oleh Min Aung Hlaing sebagai tanggapan atas serangkaian kekalahan militer yang telah mengurangi popularitas Min Aung Hlaing di kalangan pendukung militer. Beberapa sumber di militer bahkan menyatakan dukungan mereka untuk Soe Win mengambil alih kepemimpinan militer.
Di tengah krisis ini, Myint Hlaing, mantan Letnan Jenderal yang dikenal garis keras, ditangkap di rumahnya karena dugaan korupsi tepat sebelum Festival Thingyan, menambah kompleksitas skenario politik di Myanmar. Ada spekulasi bahwa penangkapan Myint Hlaing dan dua jenderal lainnya terkait dengan dugaan rencana penggulingan Min Aung Hlaing.
Situasi di Myanmar saat ini menggambarkan sebuah negara yang dilanda oleh konflik internal dan eksternal yang kompleks, dengan pertempuran berkelanjutan di perbatasan dan ketidakstabilan politik yang meningkat di dalam negeri.