Grab dan GoTo Mengumumkan PHK Massal: Grab PHK 1000 Karyawan

Grab, perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara, baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.000 karyawan mereka. Jumlah ini setara dengan 11 persen dari total karyawan perusahaan. Tindakan ini merupakan langkah terbesar yang diambil oleh Grab sejak dimulainya pandemi Covid-19. Pada tahun 2020, perusahaan asal Singapura ini sudah melakukan pemangkasan sekitar 360 karyawan dengan alasan yang sama, yaitu dampak pandemi.

Surat pengumuman PHK massal ini disampaikan langsung oleh CEO Grab, Anthony Tan, kepada para karyawan. Dalam surat tersebut, Tan menjelaskan bahwa langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengelola biaya dan memastikan bahwa layanan perusahaan tetap terjangkau dalam jangka panjang. Ia menekankan bahwa PHK massal ini bukanlah sekadar cara untuk mencari keuntungan, melainkan merupakan bagian dari reorganisasi perusahaan agar dapat beradaptasi dengan kondisi bisnis saat ini.

Menurut Anthony Tan, perubahan dalam industri ini terjadi dengan cepat. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat, sementara biaya modal meningkat dan berdampak langsung pada persaingan di sektor ini. Oleh karena itu, Grab perlu menggabungkan kemampuan mereka dengan eksekusi yang tangkas untuk dapat menawarkan layanan yang lebih terjangkau secara berkelanjutan dan meningkatkan penetrasi pengguna.

Menariknya, pada September 2022, Grab pernah menyatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk melakukan PHK massal, meskipun kondisi ekonomi saat itu tidak stabil. Namun, sejak Desember 2022, Anthony Tan mengumumkan bahwa Grab telah menghentikan sebagian besar rekrutan, memotong gaji manajer senior, dan mengurangi anggaran perjalanan. Langkah-langkah ini diambil dalam upaya untuk mengoptimalkan operasional perusahaan dan mencapai keuntungan serta dampak positif dalam jangka panjang.

Tidak hanya Grab, tetapi juga kompetitornya, Gojek, telah melakukan PHK terhadap karyawan mereka. GoTo, perusahaan induk Gojek yang juga memiliki GoTo Financial dan Tokopedia, melakukan PHK terhadap 600 posisi di seluruh ekosistemnya. Pengumuman ini terungkap dalam dokumen keterbukaan informasi yang diunggah oleh GoTo ke laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, detail tentang posisi-posisi yang terkena dampak PHK tidak dijelaskan dengan rinci.

GoTo menjelaskan bahwa langkah ini diambil setelah melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan peningkatan yang dapat dilakukan di semua aspek bisnis mereka. Perusahaan menegaskan bahwa semua karyawan yang terdampak oleh pemangkasan ini akan mendapatkan dukungan dalam hal finansial, karier, dan kesejahteraan selama masa transisi. Mereka juga menegaskan bahwa langkah penyesuaian ini tidak akan berdampak negatif terhadap layanan yang mereka berikan kepada konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.

Dengan adanya PHK massal ini, Grab dan GoTo sedang berupaya mengoptimalkan efisiensi operasional mereka dalam menghadapi perubahan dan tantangan di lingkungan bisnis yang terus berkembang. Meskipun langkah ini tentu berdampak pada banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan, perusahaan-perusahaan tersebut berkomitmen untuk memberikan dukungan selama masa transisi dan tetap memberikan layanan terbaik kepada pelanggan serta mitra mereka.

Exit mobile version