Hujan yang sangat lebat melanda beberapa bagian Jepang, menyebabkan kerugian yang signifikan dan menimbulkan bahaya bagi penduduk di wilayah tersebut. Dalam kejadian ini, satu orang tewas, dua orang dilaporkan hilang, dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Pihak berwenang mengungkapkan bahwa genangan air yang mengakibatkan banjir ini disebabkan oleh sisa-sisa topan Mawar yang menurun menjadi badai tropis.
Salah satu kejadian tragis terjadi di Toyohashi, di wilayah Aichi tengah, di mana peringatan evakuasi tingkat tertinggi dikeluarkan. Tim penyelamat di kota tersebut menemukan seorang pria berusia sekitar 60-an yang terjebak di dalam mobil yang terendam oleh banjir. Sayangnya, pria tersebut dinyatakan meninggal dunia. Di wilayah Wakayama barat, yang juga terdampak banjir akibat luapan beberapa sungai, seorang pria dan seorang wanita dilaporkan hilang dan pencarian mereka masih berlangsung.
Dampak banjir ini sangat serius, dengan enam orang mengalami luka parah dan 24 lainnya mengalami luka ringan pada Sabtu pagi. Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana setempat telah memberikan perhatian penuh terhadap situasi ini. Meskipun hujan mulai mereda, perintah evakuasi di wilayah Jepang tengah dan barat tetap berlaku.
Namun, peringatan baru telah dikeluarkan untuk daerah yang dekat dengan Tokyo pada dini hari karena risiko banjir. Beberapa kota, termasuk Toyohashi dan Koshigaya di sekitar Tokyo, dilaporkan mengalami curah hujan tertinggi dalam catatan selama periode 24 jam. Badan Meteorologi Jepang dengan tegas mengingatkan penduduk untuk tetap waspada terhadap kemungkinan tanah longsor, luapan sungai, dan banjir di daerah dataran rendah.
Pemadaman listrik terjadi di sekitar 4.000 rumah tangga di wilayah yang dekat dengan Tokyo pada Sabtu pagi. Namun, Perusahaan Tenaga Listrik Tokyo berhasil menyelesaikan sebagian besar masalah tersebut dalam beberapa jam. Kereta peluru Shinkansen sementara waktu dihentikan operasinya antara Tokyo dan Nagoya, tetapi Japan Railway mengumumkan bahwa layanan telah kembali normal sekitar tengah hari.
Para ilmuwan mengingatkan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan risiko terjadinya hujan lebat di Jepang dan wilayah lain di dunia. Fenomena ini terjadi karena atmosfer yang lebih hangat dapat menampung lebih banyak uap air, sehingga meningkatkan potensi terjadinya curah hujan yang intens. Kejadian serupa terjadi pada tahun 2021, di mana hujan deras menyebabkan tanah longsor yang mengerikan di kota resor Atami, menewaskan 27 orang. Pada tahun 2018, banjir dan tanah longsor juga merenggut lebih dari 200 nyawa di Jepang barat selama musim hujan tahunan negara tersebut.
Beberapa hari sebelumnya, Topan Mawar, yang pada saat itu masih berupa badai tropis, melewati wilayah utara Pasifik Guam. Topan ini menyebabkan pohon-pohon tumbang dan ribuan rumah mengalami pemadaman listrik sementara waktu.